12 Maret 2005

a little less conversation (w/ me, of course)

satu bulan lebih blog ini ga diisi.
dan sekarang blog ini akan diisi dengan cerita yang panjaaa....ng sekali. This posting took > 3 hours to complete, so enjoy!
o yeah, it's been edited once, jadi baca lagi ajah :P



Well, sebenarnya blog ini ngga ditinggalin sih, since I regularly ticking this blog's URL, just to click on other's URL :P Yah. gw cm males aja curhat2an ato nulis segala macam aktivitas gw, atau bahkan melaporkan segala sesuatu yang (apalagi tidak) menarik yang terjadi atas gw ato orang lain yang gw ketahui, cos at last I realize something: Hey, I'm a man, why should I write on a diary? Actually I musn't! Well, of course not IF you're not considering this is a diary, but in fact this LOOKS alot like a diary.

Well, instead, why don't we make this blog LOOKS like a journal?
Of course I want to, but I'm not those people who has a great gift to ngecap-ngecap whateva they like in a very interesting way. I'm just another oh-so-ordinary boy-to-be-a-man yang bahkan ga tau cara ngecap yang baik untuk mendapatkan nilai, let's say, B pada pelajaran2 yang memerlukannya, gile semua pelajaran yang memerlukan kecap2 berbumbu sedap itu mendapat C yang manis dan indah tapi tidak disukai -_-

But still, setelah melihat tanggal terakhir blog yang beruntung tapi malang ini, gw merasa wajib untuk menulis lagi di sini, ga peduli apakah ini adalah hal yang penting atau menarik, atau bahasa yang gw gunakan itu menarik apa ngga, atau ga seharusnya cowo nulis2 kaya gini (adakah yang setuju akan hal ini?), atau apalah itu yang menghalang gw menulisi (mengetiki, tepatnya) blog ini lagi, dan semoga temen2 gw masih melihat ni blog. Yah klo ngga ya gapapa, tetep.. aja gw nulis :P

Okeh, so what's happened last month till today? Yah, ngga spesial2 amat sih, kecuali
1. Akhirnya, setelah 2 setengah tahun ditahan2, kebutuhan akan satu hal ini meledak jg, dan akhirnya gw penuhi. Hari Selasa lalu, dengan ledekan dari anak2 ristek (gw salah ngomong, pas ditanya mo pergi ke mana gw bilang pergi ke mall, jadilah anak2 ber-cie-cie ria mengira gw mo kencan ato bahkan sekalian bilang gw anak mall) dan hujan rintik2 gw membeli sebuah Sony Erricson T105 BEKAS (ingat, bukan baru, saudara2) berikut sebuah kartu SIM simpati hoki dengan harga total 420 rb. Hey, handphone murah(an?), kenapa ga beli yang lebih bagus aja? you may say that, but this handphone satisfies me enough, since I got nothing to do besides phoning and sms, no, I don't like to have a small multimedia system in my pocket right now. Selain itu, saudara2, pahamilah bahwa gw ini orang miskin, ga ada duit, duit yang gw habiskan itu sudah mengakibatkan gw akan puasa selama beberapa hari di bulan ini. Gw P.U.A.S bgt karena tu hape dibeli dengan duit sendiri, yeah! :D yang lagi pusing dipikirin adalah bagaimana mengisi pulsa per bulannya (yeah, everyone does).

2. Mood gw kembali rusak oleh satu hal yang sebenarnya dari dulu udah sering terjadi. Jadi gini temen2 sekalian, karena gw udah punya handphone (cie cie, can't stop me flattering myself :P), gw berniat untuk pindah ke kos2an yang lebih murah meriah, in order to reduce the total cost of money I spent every month, karena sampai saat ini gw masih dikirimin oleh kakak gw, yang, walaupun dia ga pernah ngirim cukup buat hidup sebulan, membuat gw merasa ga enak. "Hmm.. that's strange. Kenapa merasa ga enak dengan kakak sendiri?" Ahhh, you'll know when you have this kind of sister. I'm not saying that's she's mean or anything, she's just.... shall I say, kurang atau terlalu banyak berpikir? entahlah, dia yang tahu hal itu.

Okay, this thing's getting more private. Should I continue this?
Ah, who cares? I'll continue anyway.

Jadi, akhirnya kemarin gw mendapat tawaran yang cukup menarik dari temen gw, yang dulunya kos di sebelah kamar gw tapi pindah karena mo ngontrak rumah sekalian dengan saudara2nya yang jg di sini. Gw ditawarin untuk tinggal jg di kontrakannya, since there are still rooms left, tetapi karena kontrakan ya ga ada perabotnya, termasuk kasur dan lemari pakaian.. Tetapi, gw cukup membayar 175rb per bulan untuk tinggal di sana, sangat murah dibandingkan dengan kos sekarang yang 325 rb per bulan. Okeh, jadi kita perlu modal awal neh, itung2 sekitar 500 rb akan cukup, gapapa lah, soalnya kan bakal tertutupi dengan murahnya duit kos. Tetapi sayangnya duit gw tidak ada lagi, kan balu beli hape :)

Jadi gimana neh? Yasudz, setelah berpikir semalam suntuk, gw berkesimpulan bahwa untuk sementara gw akan minjem dahulu, dan orang yang saya tujukan untuk meminjam adalah kakak saya tercinta itu, simply karena dia berkecukupan (kalo ngga bisa dibilang orang kaya). "Hey, ngapain sih lo? ama kakak sendiri kok minjem2? Kaya ama rentenir aja. Lagian kan ini memang buat ngurangin biaya per bulan yang kakak lo jg yang nanggung?" Yah, tapi begitulah, gw tidak pernah berpikir dan memang tidak pernah terjadi kakak gw akan dengan tiba2 berbaik hati dan berkata "ya udah, beli barang2nya aku yang tanggung deh" why should she? dia tahu gw selalu kekurangan dengan jumlah uang yang dikirimkannya sekarang, tp apakah dia peduli?

In fact, iya, dengan selalu menanyakan duit gw abis ato ngga, tp tidak pernah bertindak kalau duit gw abis, bahkan setelah melihat keadaan gw yang sangat memprihatinkan dibanding dengan pertama kali ke sini. Yang ada dia cuma bilang "Makan dong!" Iya, makasih, dengan 6000 per hari dia nyuruh gw makan lengkap tiap hari, termasuk harus sarapan, makan siang ama makan malam (3 kali makan) sehari. Okeh, klo gitu pagi makan batu, siang makan telor (which is sekarang makin mahal aja, pedagang2 seenak jidat naikin harga sampe 500 perak (50%) dengan alasan bbm yang naek 32%, sungguh ga masuk akal) atau terpaksa makan mahal (4000 itu adalah makanan MAHAL bg gw), malam kalo beruntung masih sisa ya makan tempe, klo udah abis oleh fotokopian2 yang audjubile (bener ga sih gini nulisnya?) banyaknya itu, ya udah makan batu lagi, yang penting kenyang :D

Ya sudahlah, yang penting sampai sekarang gw masih idup, masih sehat bahkan dibandingkan dengan temen2 gw yang berkecukupan (terimakasih Tuhan, Engkau tidak melupakan orang hina ini), kata orang dengan stamina yang "ga ada habisnya!" :D

Nah sekarang gw berusaha untuk membuat makan gw kembali menjadi makan orang normal, dan dengan berbekal harapan (toh "hanya" 500 rb, minjem lagi, dikembalikan kok (walaupun nyicil), apalah artinya dibanding dengan gajinya dan suaminya yang masing2 mencapai > 5 jt per bulan) gw menelepon kakak gw. hmm... tanpa basa basi, gw bilang gw mo minjem duit. Dan..... kakak gw tidak bersedia. Bahkan dengan gw bilang bahwa dia bisa memotong duit bulanan yang dia kasih sebanyak 100rb (what? makan apa lo? ya batu lagi lah! :D) Alasannya apa? Simple, karena anaknya mo lahir, jadi dia perlu nabung. And, mistakenly dia kelepasan ngomong "Untuk melahirkan butuh sekitar dua juta, sekarang berapa ya kami baru bisa nabung? Di tabungan paling ada berapa ju... (not continued, dia terdiam sebentar) dikit bgt nih"

Okay, you have some millions in your account, and my nephew/niece won't even be born until 3 more months, and I've even said that I will SURELY try to return it BEFORE the month you gave birth (well, 300rb harus diusahakan mengingat 200rb sudah dilunasi dengan mengurangi duit bulanan yang dikirimkannya, bisa lah), but no, you don't wanna.
Sumpah, saat itu gw sakit ati bgt. Apalagi setelah itu dia kemudian berkata "Bicarain aja ama Mami (my mom, of course, we call her Mami), biar dia yang beli. HEY, ARE YOU CRAZY? DON'T YOU REALIZE HOW MUCH SUFFER SHE'S ON RIGHT NOW? Gila ya, sampai hati bgt nyuruh gw minta ke nyokap, yang notabene ga ada penghasilan sama sekali, dan harus merawat bokap gw yang udah kena stroke 4 kali (no, jangan harepin bokap gw kerja, dia bahkan udah ga bisa ngomong dengan benar atau bahkan buang air sendiri, atau bahkan membuka pintu yang dikunci dan kuncinya ada di pintu itu), dan satu2nya yang ada di sana adalah my oldest bro yang gajinya dari 900rb tinggal 25 rb per bulan karena dikurangi dengan hutang2 yang salah satunya dibuat karena abang gw dengan sangat berniatnya membelikan gw komputer, dan dia ngutang karena kakak gw itu TIDAK mau ikut menyumbang untuk komputer ini (iya, pas nerima komputer ini gw nangis terharu sekaligus bingung sebentar di asrama).

Kadang2 membingungkan ya, di satu pihak ada abang saya yang mati2an sampe mo ngutang hanya supaya adiknya bisa punya komputer agar bisa belajar lebih baik, dan merelakan dirinya dililit utang sekaligus masih berusaha menanggung bokap nyokap, sementara ada kakak saya yang amat sangat...... hemat sekali dengan alasan menyambut anaknya yang kedua dan mengurangi bantuan yang dikirimkannya pada nyokap gw (oh please sis, Mami bahkan masih sangat kekurangan tanpa harus bantuanmu dikurangi), sekaligus melimpahkan tugas membeli buku2 pelajaran buat gw kepada... NYOKAP... omg -_-

And you know the sad thing is? Sebenarnya gw tau kakak gw bakal jawab seperti ini, tapi gw masih aja nyoba dengan sedikit harapan, yah, setidaknya dia perduli sediki..t aja d ama gw, walaupun dengan embel2 minjem dan dia berhak mengurangi duit bulanan yang dia kirim. Sedihnya adalah gw sebenarnya hanya mengetes dia, karena gw bisa mengusahakan duit itu sendiri, tinggal nunggu 1-2 bln udah dapet, toh gw akhirnya ngajar dengan penghasilan sekitar 600rb per bulan sekarang (nope, gw tetap akan makan batu, karena gw berencana mengirim sebanyak mungkin pada nyokap gw, dia SANGAT SANGAT SANGAT membutuhkan duit. ngga lah, jangan lagi dia menjual gelang emas dan cincin emasnya itu, karena itu adalah SATU-SATUNYA gelang dan cincin emas yang dia miliki sekarang, dan please, ITU CINCIN PERNIKAHAN!), cm kan lebih enak kalo gw bisa sebulan dua bulan lebih dulu pindah, setidaknya akan lebih ringan bahkan bagi anda, kakakku tercinta.

Ahh tetapi kemudian kakak gw berubah pikiran lagi (makanya gw bilang gw ga tau dia itu kurang mikir atau terlalu banyak mikir) dengan bermaksud mengirimkan gw lebih (dari uang bulanan yang kurang itu) pada gw bulan depan. Yah, ngapain dipikirin lagi, sebenarnya ga dikasih pun gapapa, tapi klo dikasih dikit2 ya terserah dia lah, ditolak ntar pasti bawaannya tersinggung. But I don't know, gw berencana mengembalikan duit lebih itu bulan depannya.

Gw jg bingung melihat abang gw yang satu lagi. Okeh, dia udah dapat kerja di Jambi, tapi kok habis itu malah ngga jelas kabarnya yah? eh begitu kasi kabar, udah minta kawin ajah >.< okay, tidak seharusnya gw melarang seseorang menikah, tapi setidaknya mikir dulu dong, liat keadaan keluarga. Ataukah engkau mau meninggalkan Mami juga sendirian dan pergi bersama istrimu itu, abangku sayang? Sudahkah engkau pikirkan bahwa kehidupan menikah itu berbeda dengan kehidupan lajang seperti sekarang? Kita sendiri bisa hidup dengan 500rb per bulan, tapi jangan pernah mengira bahwa bertambah satu orang berarti pengeluaran kita menjadi 1 jt per bulan, alangkah naifnya engkau bila menganggap hal2 di dunia berjalan semudah itu. Sudah lupakah engkau akan janjimu membantu Mami? (ngga usahlah ingat janjimu membantu aku, I can take care of myself. Yang penting Mami ama Papa dulu de, toh di sini banyak tersedia batu2 di jalan buat dimakan) Atau kau menganggap cukup bisa dengan gajimu itu menyokong sebuah keluarga sekaligus mengirim bantuan pada Mami? Tak lihatkah engkau contoh nyata si kakak yang bahkan suami istri bekerja tapi tetap kesulitan mengirim, apalagi kalau engkau seorang yang kerja, baru kerja pula, gaji masih seuprit (no offense, bro). Untuk mengirim duit itu bukan hanya dibutuhkan niat, tapi juga kesanggupan. bagaimana kau berencana mengirim untuk Mami kalau engkau menghabiskan beberapa ratus ribu dalam semalam hanya untuk pulsa menelepon pacarmu itu? (pacar lho, belum nikah)

Ah, gw bingung campur sedih campur marah sampai saat ini. Tapi gw teringat salah satu Firman Tuhan yang pernah gw baca "Barangsiapa yang marah kepada saudaranya akan dihukum". Ngga, bukan karena gw takut hukuman, tapi lebih karena gw ga mau nambah dosa lagi, gw udah cukup hina di hadapan Dia. Tapi apa daya gw, gw hanya manusia, yang tentu saja marah melihat keadaan seperti ini. (adakah yang tidak marah? Saya bingung anda harus berbahagia karena berjiwa (SANGAT) besar atau sedih karena telah kehilangan perasaan). Tapi sudahlah, yang penting adalah tarik satu pelajaran dari kejadian seperti ini (selalu ada yang positif, bukan? :)) Dan beberapa hal yang gw tarik adalah (well I'm not a wise man, so don't frown) cepat2lah lulus dan cari kerja, kalau ga mau ibu dan ayahmu hidup seperti itu.

one more sad thing is, sebenarnya hal inilah yang membuat gw sampai sekarang memilih untuk ngga pacaran. gw memilih untuk dan memang harus memikirkan keluarga gw terlebih dahulu. Memang, kadang2 gw bahkan bersikap menyebalkan supaya, istilah kasarnya, ga ada cewe yang bener2 bisa suka ama gw. I'm sorry Andin, hal2 yang membuat gw jomblo sampai sekarang bukanlah apapun yang lo pikirin. You don't even know me, do you? Nope, this is not a narciss side of me, it's just another sad reality. Jadi, kepada orang yang gw suka (who's she? nobody but me and God knows ;)), I'm sorry okay. Kalau memang jodoh toh ga bakal kemana-mana kan? You don't trust this? It's up to you. Siapapun yang merasa mengenal gw, yah, gw beritahukan bahwa, lo ga melihat gw yang sebenarnya, lo baru melihat sedikit... di sini, sekarang, dan hanya sedikit dari gw yang sebenarnya. Who am I? hanya keluarga gw lah yang tau gw seutuhnya :)

Ahh... lupakan sajalah postingan ini, anggap saja cuma salah satu dari cerita2 sampah yang banyak beredar saat ini.

Oh great, it's 5.33 am dan gw bahkan belum tidur sedikitpun -_-
G-bye blog. Puas kan sekarang panjang lebarrrrrr? jadi gapapa yah kalau lama ga diisi lagi okay ? Gw harus nyari duit neh ;P Luv ya, my blog.

signed off -- started with Muse - Hysteria and ended with RHCP - Other Side --

Tidak ada komentar: