06 Desember 2006

history

ada satu blog yang bercerita tentang sejarah Tano Batak (Tanah Batak alias Sumatra Utara). Ternyata berhubungan dengan Perang Paderi juga yak...

http://batarahutagalung.blogspot.com/2006/04/tuanku-rao-terror-agama-islam-mazhab.html

harap diperhatikan kalau di sini ada 2 cerita yang berbeda, cerita pembuat blog dan cerita dalam komen. dan di dalam komen juga dikatakan ada beberapa versi yang berbeda lagi.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Aku gak menguasai sejarah Batak, tetapi ada beberapa yang kuragukan.

Misalnya:
"Pada 9 Rabiu’ulawal 1219 H (tahun 1804 M), dengan syarat-syarat Khitanan dan Syahadat, Pongkinangolngolan diislamkan dan diberi nama Umar Katab oleh Tuanku Nan Renceh. Nama tersebut diambil dari nama seorang Panglima Tentara Islam, Umar Chattab. Namun terselip juga asal usul Umar Katab, karena bila dibaca dari belakang, maka akan terbaca: Batak!"

Cerita ini berbau 'Kirata' (Kira-kira sih.. katanya). Lagipula huruf yang digunakan pasti bakal huruf Arab dan tidak ada tradisi membaca dari belakang. Kalau bisa membaca tulisan Arab pasti menyadari kenapa lebih sulit membaca tulisan Arab terbalik daripada tulisan latin terbalik.


Selain itu,
seingatku Padri itu Wahabi bukan Hambali. Sangat berbeda antara Wahabi dan Hambali. Yang jelas, sebelum kedatangan kaum Padri (3 ulama itu), di Minangkabau, Islamnya memang lunak.

Anonim mengatakan...

oh ya.. kembali ke soal "katab" di balik menjadi "batak".

Kalau mau dipaksakan, seharusnya menjadi "batakh" bukan "batak" dengan "kh" lebih mendekati "h" daripada "k". Sebagai contoh, kata "akhlak" diserap dalam bahasa kita sebagai "ahlak". "Makhluq" diserap dalam bahasa kita sebagai "mahluk". Jadi seharusnya "batah" bukan "batak"

Ramot mengatakan...

hihihi ditanggepin...
liat komen di sananya dulu kali kund... di sana aja dikatakan ada 7 versi cerita tentang ini :)

anyway, yang sebenarnya mau gw bilang itu adalah "there's always two sides of the story".

Anonim mengatakan...

aku sudah lihat komentar di sana dan sudah komentar di sana kok. Cuma karena dimoderasi (dan aku gak sabaran) jadi aku mengulang di blog-mu. Lagipula di sana belum ada yang menanggapi soal "kh" cenderung ke "h" bukan "k".


Jadi aku cuma menanggapi bagian dari tulisan beliau yang berbau kirata (kira-kira supaya nyata)