30 Juli 2011

Menunggu Waktuku: Kaki Langit (part 1)

Beberapa waktu yang lalu (baca: sudah lamaaa… - red) saya berkesempatan untuk menonton dua konser. Konser pertama adalah konser Kaki Langit-nya Jubing Kristianto. Saya datang ke konser ini awalnya karena menemani seseorang yang ngebet banget nget nget ama Jubing, lagian lumayan konser gratis hahaha xD Setelah muter-muter gak tentu arah sampai kelewatan dan muter lagi, sampailah kami ke Bentara Budaya di Palmerah. Konser belum dimulai, tetapi tempat duduk sudah tidak ada yang kosong. Untungnya panitia berinisiatif membuka lapak baru (lu kira jualan??), jadilah kami duduk lesehan di karpet yang dibentangkan panitia, paling depan dooong xD Meskipun agak2 terhalang tanaman hias, posisi cukup PW. Tak lama setelah duduk, konser dibuka oleh MC Ananda Budhisuharto yang adalah teman akrab Jubing. Sip, gak perlu lama-lama nunggu.


Konser dibuka dengan Sinaran. Lagu pemanasan, supaya semangat. Lalu alunan rindu Jubing pada pengalaman masa kecilnya ditumpahkan lewat lagu Wangi Hujan. Dilanjutkan kenangan perpisahan, (ndak tau kenangan mana, perpisahan apa, yang nulis blog ngarang2 ajah - red) Lamen. Jubing mengubah gaya permainan menjadi swing, dan lagu yang beruntung mendapat aransemennya adalah Bengawan Solo. Aaaand he successfully started to get my attention. Tau aje aye suke jazz n swing ahahayyy… Bengawan Solo bisa ditonton di sini.

Acara dilanjutkan dengan Prelude to the Falling Leaves yang meninggalkan rasa manis (gula kale, tapi serius deh rasanya gitu hahaha). Kemudian disambung dengan Sailor’s Jig, lagu pengantar ke laut, lengkap dari hepi hepi sampai badainya juga ada. Nah sepertinya Jubing ini orangnya plin plan. Gak konsisten. Kenapa? Karena lagunya ganti2 melo ceria melo ceria, bingung gua. Lagu selanjutnya adalah Song For Renny, lagu didedikasikan untuk istrinya tercinta. Selepas itu, Jubing melanjutkan konsernya dengan Fat Man Blues-nya Jaya Suprana. Lalu masuk ke lagu utama, Kaki Langit. Lagunya katanya terinspirasi saat Jubing sedang berada di perjalanan, kiri kanan terbentang padang luas yang kosong sehingga yang terlihat adalah cakrawala (hence, kaki langit). Sebelum rehat, Jubing masih memainkan Rek Ayo Rek-nya Is Haryanto dan Ayun Langkahmu sebagai tribute bagi Elfa Secoria.
Setelah rehat, Jubing tampil berkolaborasi dengan Reda Gaudiamo tampil sebagai vokalis. Lagu pembuka adalah musikalisasi puisinya Sapardi Djoko Damono, Aku Ingin. Dan gue melongo. Hahaha gue baru sekali itu mendengar musikalisasi puisi sih, dan pas pula puisinya emang gue suka, langsung deh melongo, sampai lupa ngerekam. Untungnya ada rekamannya di yutub tercintah, meskipun kualitasnya bukan dari recorder profesional ndak papa lah yang penting bisa dinikmati ulang.

Musikalisasi puisi kedua yang ditampilkan adalah Gadis Kecil. Lalu dilanjutkan dengan Blackbird (Beatles), Gembira Berkumpul (AT Mahmud). Acara semakin meriah dengan datangnya Sigit Arditya aka Didiet, violis yang dulu kecil kecil cabe rawit itu loh. Sekarang udah gede, ternyata bukan gue doang yang tambah tua hahahahahahaha *curcol*. Langsung deh Jubing ama Didiet pamer. Mission Impossible. Huh. Gaya. Mentang-mentang jago. Sirik gue sirikkkkk! Dilanjutkan dengan Winter Games, dan Untukku Selamanya, lagu yang digubah Didiet khusus buat kekasihnya tercinta, namanya Karina. Selidik punya selidik, adiknya Intan Nuraini. Hahaha, berapa cewek dan cowok patah hati ya atas pasangan ini xD Gak puas pamer, masih pengen gaya, Jubing ama Didiet lanjut dengen Rondo alla Turca-nya Mozart. Gak bagus. Gak keren. Gampang maennya. Pokoknya jelek deh. Sirik gueeeeeeeeee huhuhuhuhuhuhu… Acara dilanjutkan dengan lagu lokal andalan kita, Nonton Bioskop, yang ternyata diciptakan oleh Benyamin Sueb untuk dinyanyikan Bing Slamet. Yang nyanyi ya mbak Reda. Acara kemudian ditutup dengan We Are The Champions. Tepuk tangaaaaan!

Konser ini diadakan sebagai peresmian album Kaki Langit, jadi ada booth penjualan CD nya dan ternyata Jubing juga memberikan tandatangan. Jadilah di akhir hari kami ngantri untuk mendapatkan tandatangan sang maestro. Hati senang, mari pulang!


(bersambung ke part 2)

1 komentar:

vivi mengatakan...

mana nih sambungannya