25 Mei 2016

FamTripJaTeng: Kota Pekalongan I: Batik

Dalam famtrip ini, sebagian besar pusat wisata yang kami kunjungi ada di Pekalongan, sehingga saya akan membagi pengalaman di Kota Pekalongan dalam dua bagian. Bagian ini membahas hal yang paling lekat dengan Pekalongan, yaitu Batik. Tulisan batik ini akan dibagi berdasarkan tempat, karena ada 3 lokasi perjalanan.

Hari masih terik ketika kami sampai ke Pekalongan. Kata "Pekalongan" sendiri konon berasal saat Baurekso bertapa "topo ngalong" alias bertapa dengan posisi seperti kalong di atas gambiran di lokasi ini. Karena Baurekso bertapa seperti itu, nama tempat bertapanya juga jadi "Pe-Kalong-an" alias tempat topo ngalong.

Kalau diminta tanda apa yang menggambarkan batik dengan Pekalongan, saya akan pilih tanda sama dengan. Kota ini sangat - sangat serius mendalami batik sebagai seni dan budayanya. Kurikulum SD dan SMP Pekalongan berbasis batik, di Pekalongan ada STM Tekstil dan Batik, dan juga di Universitas Pekalongan sudah ada jurusan batik.

1. Museum Batik Pekalongan

Tujuan pertama kami adalah Museum Batik Pekalongan. Gedungnya sendiri sudah ada sejak dahulu kala. Awalnya digunakan sebagai pabrik tebu, lalu dijadikan Balaikota dan sekarang menjadi Museum Batik. Di dalam ada 3 ruangan Pameran dan ruangan audiovisual dan ruangan belajar membatik. Di dalam ruangan Pameran terdapat koleksi batik dari seluruh nusantara dan beberapa koleksi dari negara lain.

Selain melihat koleksi batik, kami juga sempat melihat dan mencoba sendiri proses pembuatan batik, baik batik cap maupun batik tulis. Museum Batik juga menyediakan paket belajar membatik sesuai dengan lebar kain yang ingin dibatik, serta paket alat-alat yang dibutuhkan untuk membatik seharga Rp.100.000,-.

Setelah itu kami menyempatkan diri untuk melihat presentasi audiovisual sejarah dan perjalanan batik di Pekalongan.


2. IBC (International Batik Center)

Kami mengunjungi IBC di siang hari. IBC ini menurut saya bentuknya seperti pasar modern, tapi yang dijual di kios - kiosnya semua adalah Batik. Berbagai macam batik tulis, cap, campuran ada di sini, harganya pun bervariasi mulai dari yang murah (banget) sampai yang mahal (banget). Kami datang di hari biasa, jadi keadaan tidak terlalu ramai sehingga bisa leluasa berbelanja dan foto - foto. Kalau weekend dan liburan menurut pengakuan penjual salah satu kios selalu ramai pembeli.

3. Kampung Batik

Ada beberapa kampung batik di Pekalongan, yaitu Kampung Batik Pesindon, Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Kemplong. Pada kesempatan ini kami mengunjungi Kampung Batik Pesindon. Letaknya di seberang Pasar Anyar. Jalannya tidak begitu besar, jadi bus yang kami pakai berhenti di jalan raya dan kami berjalan kami masuk. Toh jaraknya juga tidak jauh.

Ada gapura di depan jalan masuk kampung batik ini. Di sepanjang dinding di kiri dan kanan jalan, banyak lukisan dinding yang menyambut pengunjung dan memberikan beberapa penjelasan tentang batik. Kami kemudian diarahkan menuju salah satu showroom batik, yaitu Larissa. Di dalam sudah menunggu pendiri Larissa, yaitu Pak Eddy Wan .Pak Eddy kemudian menjelaskan asal usul berdirinya Larissa, berikut perkembangan usaha batik di Pekalongan sampai bisa ekspor ke luar kota Pekalongan. Kemudian Pak Eddy juga membawa kami ke ruang workshop, dimana kami bisa melihat langsung proses pembuatan batik yang dijual oleh Larissa.