31 Mei 2010

Jakarta oh Jakarta...

Pendapat di dunia maya tentang Jakarta ada pada link berikut.

Salah satu alasan saya kenapa saat ini saya masih bekerja di Depok adalah setiap kali saya ke Jakarta, saya selalu pulang dengan sakit kepala. Padahal saya tidak kejedot tembok atau tiang listrik, gak kesandung ampe nyium aspal dan gak ditabok cewek2 cakep yang gak senang kalau saya lihat. Tapi memang saya dipaksa untuk mencium banyak asap:
1. Asap kendaraan bermotor
2. Asap rokok
3. Asap jin yang muncul dari lampu ajaib (?)



Padahal saya tinggal di Depok yang notabene sudah banyak jg mobilnya, tapi Jakarta itu yaolooo gak kuat ampuuunnn

Beberapa teman saya kemudian mengumpulkan list kendaraan bermotor keparat yang menjadi sumber polusi yang mantap. Anda bisa lihat list yang dia buat di sini.

Kalau saya sendiri lebih setuju semua angkot di Jakarta saat ini diberangus, dan pemilik2 angkot serta supirnya didata ulang. Lalu semua pemilik angkot saat ini beramai2 menyambung jalur2 busway yang ada ke seluruh jakarta dan membuat sebuah sistem transportasi umum terpadu, jadi jalur angkutan menjadi hanya satu dimana angkutannya lewat setiap 3-5 menit dan jalur lain diisi oleh kendaraan pribadi dan taksi. Angkutannya juga harus dijamin jadi lebih aman dan steril terhadap kejahatan serta tepat waktu gak pake ngetem (ya kalau lewat setiap 3-5 menit sih harusnya tepat waktu ya). Supir juga sistemnya gaji tetap bukan pake setoran (yang mana mengakibatkan si supir ngetem). Tapi nanti saya dibilang menghancurkan hajat hidup orang banyak yaitu pemilik angkot, supir, produsen mobil penyedia sparepart angkot, preman, pemalak, pengamen, tukang hipnotis, JakMania, ahli tawuran dll jadi yasudahlah.

Para petinggi daerah Jakarta ini memang sudah berkumpul bermusyawarah dan tidur membuat peraturan, tapi apakah gunanya 1000 peraturan dihasilkan kalau tidak ditegakkan? Saya melihat poster dilarang merokok sudah ditempelkan di bis-bis, tapi 2 minggu kemudian sudah dirobek oleh monster2 yang merasa tersentil oleh poster tersebut atau ditimpa dengan poster2 kursus menyetir, menjahit, lowongan baby sitter, MLM, dan dunia kembali ke modus jahanam.

Sebenarnya oom Gubernur Jakarta kita tercinta itu bisa menggerakan organisasi tak jelas nya yang bernama Satpol PP untuk menegakkan peraturan yang telah menghabiskan uang rakyat untuk membuatnya, termasuk menertibkan para anggota FPI yang terlalu militan atau JakMania yang memacetkan jalan. Tapi entah kenapa saat ini Satpol PP terlalu fokus berdedikasi menjadi centeng yang mengusir orang2 dari rumahnya yang akan digusur untuk dibuat mall dan sebagainya. Jakarta oh Jakarta...

4 komentar:

vivi mengatakan...

ya memang kembali bagaimana cara melihat ;) mgk krn sudah lebih dr seperempat abad tinggal di kota ini, hidung g udah ada saringan khusus utk debu & g menikmati JKT.. mgk kalau tempat kerja g di gatsu/soedirman g pun akan misuh2.. lah ini mainannya ps minggu aja.. ke soedirman pas hari minggu yg berasa milik sendiri. ya jelas g betah :D

PS: Selain FPI, jakarta punya JakMania.. sama serunya ;)

Ramot mengatakan...

JakMania udah ada kok di atas, sebagai 'para penggemar klub persija'. Tapi memang lebih bagus diedit, thx for the input.

paPiRu mengatakan...

Stuju2 atas smua yg di atas..
Sebagai penguhuni Depok dan bekerja di Bogor, gw mengutuk2 angkot yg terlalu banyak.. jln tempuh gara2 ngetem bs 2x lipat..

Dan stuju jg ama lo.. kalo lg ke jakarta bs mo mati rasanya.. @__@

Gw jg pgn Sistem KRL diperbagus utk penjadwalannya.. lbh sering bwt ACnyah gituh.. msh terlalu jarang.. Tp kalo lbh sering, dgn sistem scheduling spt skrg, bs lbh kacau balau jg sih..

Jakarta.. oh.. Jakarta..

cardepus mengatakan...

Setuju ma Ramot, Jakartaku tercinta....huhuhu...sebagai penduduk yang tiap kerja butuh melewati 3 propinsi, gw merasa beruntung bekerja di Depok walaupun kena dikit macet-macet di jalan. Wuihhh...tapi...kalau disuruh bolak balik naik Deborah...ogah deh...semaput gw, ma asap knalpot dan juga ma pengapnya bis. Wuih...kapan kita punya sarana transportasi masal yang memadai yah??