01 Juni 2010

Telepon ke bintang 501 bintang 82 pagar..

Teman2 yang rajin nonton TV dengan segala sinetron sampahnya pasti sering mendengar kalimat sejenis di judul tadi. Yak, kalimat itu sering diucapkan belakangan di setiap iklan TV tentang content subscribing.

Kalau ada yang belum tahu, sebenarnya kombinasi angka itu sama dengan mengirim sms REG[spasi]monyet ke sebuah nomor (anggap saja 6789).



Q: bukannya REG[spasi]monyet itu sms premium untuk menerima content?
A: Benar sekali.
Q: Jadi efeknya sama dengan sms premium ini?
A: Benar sekali.
Q: Termasuk potongan pulsa saya tiap ada sms?
A: Benar sekali.
Q: Trus kalau mau unsubscribe tekan apa dong?
A: Nah, ini dia yang agak saya khawatirkan. Saat REG[spasi]monyet menunjukkan nomor yang harus dikirim untuk unreg (UNREG[spasi]monyet ke nomor yang sama dengan reg), *[number]*[number]# itu sama sekali tidak menunjukkan kemana user subscribe (tidak ada nomor 6789 di sana), apalagi unsubscribe. Penonton harus melihat sendiri pemberitahuan yang tulisan yang piyik2 (kecil2-red) sekali di bagian paling bawah di iklan selama 2-3 detik dari 15 detik iklan, akan ada pemberitahuan:

'Untuk unsubcsribe, ketik UNREG[spasi]monyet kirim ke 6789'Yang seringkali dilewatkan oleh orang-orang yang menonton karena ukurannya tersebut. Saya khawatir para pelanggan yang sebenarnya hanya ingin download satu content lalu selesai, secara tidak sadar berlangganan sms premium, lalu stuck di berlangganan premium sms setiap hari tanpa tahu harus unreg kemana atau bahkan tidak tahu harus menulis apa untuk unsubscribe.

Satu cara lain yang digunakan oleh telecom dan content provider untuk menjaring pelanggan RBT (Ring Back Tone) adalah menekan tombol tertentu saat RBT seseorang diperdengarkan untuk langsung copy RBT nya.

'Tekan 7 untuk mengcopy nada sambung ini..' *nada kucing garong terdengar*

Bagi orang-orang yang gapsel (gagap telekomunikasi ponsel), saat mendengar 'Tekan 7...' dia akan mengira bahwa untuk bisa berbicara dengan orang yang diteleponnya, dia harus menekan 7. So (s)he did. Dan setelah itu memang dia bisa berbicara dengan orang yang diteleponnya, tetapi dia juga sekaligus sudah berlangganan RBT yang mana sebenarnya dia tidak ingin sama sekali. Dan dia baru tau dia berlangganan RBT tersebut setelah orang lain menelepon dia dan menanyakan 'Wah Jeung, ternyata suka lagu kucing garong ya sampai dibuat jadi nada sambung', yang tentu saja membuat dia kaget dan terheran-heran. Dan pastinya, dia tidak tahu bagaimana cara unreg RBT yang mengambil asumsi tiap-akhir-langganan-otomatis-diperpanjang ini. Saya sendiri sudah menerima 'curhatan' tentang kasus ini dari beberapa orang, termasuk ibu saya sendiri.

Mungkin kekhawatiran-kekhawatiran ini dapat menjadi perhatian bagi para telecom dan content provider. Semoga tidak ada maksud yang tidak baik untuk memanfaatkan ketidak tahuan atau kelengahan pelanggan di balik pembuatan variasi cara berlangganan premium content/sms ini, dan harap memperbesar tulisan tentang cara untuk unsubscribe karena sampai sekarang banyak orang yang tidak tahu bagaimana cara unsubscribe, dan kemudian menyalahkan si telecom provider karena pulsanya selalu habis disedot (yang akibatnya dia berpindah ke provider lain). Harap diperhatikan bahwa saya bukan tidak suka adanya premium content/sms, tapi harap memberikannya kepada orang yang memang mau menerimanya, bukan kepada orang-orang yang terjebak untuk menerimanya. Harap mengedukasi pelanggan tentang apa yang akan terjadi saat dia menekan tombol tertentu untuk langganan content.

4 komentar:

cardepus mengatakan...

Gw paling sebel kalau dapet sms bunyinya gini "Selamat, Anda mendapatkan RBT gratis "kucing garong". Tekan xxx ke nomor yyy" Lalala...penipuan terselubung menurut gw. RBT nya gratis, tapi belakangan kan ada info2 tambahan yang kita tanpa sadar dipaksa bayar dan setelah 1 bulan, RBT dengan sendirinya diperpanjang yang tidak gratis lagi.

Anonim mengatakan...

kalau diperhatikan target pasar utk content tsb adalah SSE bawah. Kemudian yg biasanya diselubungi iklan gitu adalah provider ponsel yg sebagian besar pemakainya SSE menengah bawah atau remaja.
Saya pernah mengamati bahwa salah satu perusahaan penyedia content itu ternyata berada di ruangan yang sama dgn salah satu redaksi tabloid pemberi informasi harga ponsel ;)

-sekedar pengamat rupa-rupa marketing & iklan yg berseliweran-

Anonim mengatakan...

Menurutku ini memang sudah niat para provider ponsel buat menjebak pelanggannya. Karena ini salah satu cara mudah buat mencari keuntungan. Soal ini halal atau tidak nampaknya bukan masalah. Contoh iklan tv dari operator T, menawarkan hadiah jutaan/milyaran caranya mudah tinggal ketik bintang sekian sekian pagar... Buat yang tanggap tentu paham bahwa ini adalah jebakan, karena pulsa kita bakal kepotong sekian ribu, bahkan tanpa disadari bisa tiap hari kena potong. Hal inilah yang nggak pernah diinformasikan, kadang cuma ditulis ditulis sangat kecil dan singkat2... sepertinya sengaja agar tak terbaca, sekedar formalitas saja. Aku heran perusahaan besar kok punya itikad tidak baik kayak gitu. Apa enaknya para bos bosnya dan karyawannya pada makan uang haram kayak gitu. Mustinya pemerintah bisa segera membuat aturan yang melindungi masyarakat....

Anonim mengatakan...

Jika iklan rokok bisa diatur agar mencantumkan "peringatan pemerintah bla bla bla..." Seharusnya Iklan sms berlangganan dari provider ponsel (sms reg, bintang pagar, ringtone gratis dan sejenisnya) juga bisa dibuat aturan, wajib memuat tarif yang sebenar2nya secara jelas, mislanya dengan ukuran seperlima ukuran iklan itu sendiri. Semoga segera Depkominfo, KPI atau siappun pihak yang berkompeten segera turun tangan menertibkan praktek jahat oleh para operator ponsel ini.... Mau sampai kapan masyarakat dibiarkan ditipu diperdaya semacam itu....