Disclaimer: Tulisan ini sebenarnya ditujukan untuk bulan Januari, tapi apa daya baru bisa rilis sekarang hahaha... Dan karena terlalu lama menundanya, sebagian besar ide penulisan sudah ditiup angin ditelan waktu, jadi pendek aja yah xD
Kamis lalu, saya diajak partner nge-date. Kita ingin bergaya muda, maka kita pergi ke Bentara Budaya Jakarta untuk menonton Krontjong Toegoe. Lah gaya muda kok nonton keroncong, mudanya eyang lu kale, Mot? Yeeeee kaga percaya dia, makanya baca lebih lanjut!
Krontjong Toegoe adalah orkestra keroncong yang berasal dari kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Beberapa dari para pemain adalah keturunan Portugis. Untuk lengkapnya, bisa lihat langsung di website mereka, dan untuk profil serta sejarah tentang Kampung Tugu, bisa lihat di bagian profil.
Nah, Krontjong Toegoe ini lebih banyak memilih lagu-lagu yang riang gembira. Kalau saya lihat, itu sesuai juga dengan salah satu tujuan mereka main musik, yaitu untuk ngumpul2 bergembira sekampung. Itu juga yang membuat lagu2 ciptaan Krontjong Toegoe lebih bisa dinikmati kaum muda.
Aaaanyway, saya sendiri salut atas dua hal:
1. Kemampuan tiap pemain. Krontjong Toegoe ini sendiri ada dua kelompok, kelompok tua-tua (Mardijkers) dan muda-muda (Mardijkers Jr.). Maksudnya beda generasi gituh hahaha.. Saat di Bentara Budaya, kedua kelompok ini gabung. Jadi range umurnya lebar bgt, Bapak maen musik ama anak. Tapi meskipun anak-anak, semua tetap memainkan musik yang bagus, gak pake salah-salah, gak pake digampangin. Dan tiap orang benar-benar menguasai alat apapun yang harus dia mainkan, satu orang bisa maen lebih dari satu alat.
2. Alasan di balik bermain keroncong itu sendiri. Alasannya memang sederhana, yaitu melestarikan apa yang sudah diberikan nenek moyang jaman dulu. Terdengar klise, tapi berapa banyak sih yang melaksanakan hal klise ini? Dan serius pula, dan sampai bisa dibayar pula.
Kamis lalu, saya diajak partner nge-date. Kita ingin bergaya muda, maka kita pergi ke Bentara Budaya Jakarta untuk menonton Krontjong Toegoe. Lah gaya muda kok nonton keroncong, mudanya eyang lu kale, Mot? Yeeeee kaga percaya dia, makanya baca lebih lanjut!
Krontjong Toegoe adalah orkestra keroncong yang berasal dari kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Beberapa dari para pemain adalah keturunan Portugis. Untuk lengkapnya, bisa lihat langsung di website mereka, dan untuk profil serta sejarah tentang Kampung Tugu, bisa lihat di bagian profil.
Nah, Krontjong Toegoe ini lebih banyak memilih lagu-lagu yang riang gembira. Kalau saya lihat, itu sesuai juga dengan salah satu tujuan mereka main musik, yaitu untuk ngumpul2 bergembira sekampung. Itu juga yang membuat lagu2 ciptaan Krontjong Toegoe lebih bisa dinikmati kaum muda.
Aaaanyway, saya sendiri salut atas dua hal:
1. Kemampuan tiap pemain. Krontjong Toegoe ini sendiri ada dua kelompok, kelompok tua-tua (Mardijkers) dan muda-muda (Mardijkers Jr.). Maksudnya beda generasi gituh hahaha.. Saat di Bentara Budaya, kedua kelompok ini gabung. Jadi range umurnya lebar bgt, Bapak maen musik ama anak. Tapi meskipun anak-anak, semua tetap memainkan musik yang bagus, gak pake salah-salah, gak pake digampangin. Dan tiap orang benar-benar menguasai alat apapun yang harus dia mainkan, satu orang bisa maen lebih dari satu alat.
2. Alasan di balik bermain keroncong itu sendiri. Alasannya memang sederhana, yaitu melestarikan apa yang sudah diberikan nenek moyang jaman dulu. Terdengar klise, tapi berapa banyak sih yang melaksanakan hal klise ini? Dan serius pula, dan sampai bisa dibayar pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar