13 Februari 2020

Jalan Sunyi Pilihan Hidup yang Tidak Biasa

Sebuah kicauan melintas siang ini ketika saya sedang mempersiapkan presentasi kantor:


Saya yakin apa yang dikicaukan Ditta ini merupakan jeritan banyak generasi muda dari masa ke masa. Bedanya, jaman sekarang orang bisa memilih menyuarakan opininya bukan cuma terbatas diari atau dinding toilet umum, tapi media sosial. Dalam hitungan jam, orang lain yang menghadapi kondisi tsb bisa langsung relate dan memberikan komentar.

Kembali ke soal apa yang dituliskan Ditta, sebagai seseorang yang cukup gila mencoba berwiraswasta di luar keahlian, saya bisa berempati kepada banyak orang di luar sana yang mengalami tantangan yang sama: mencari apa yang disuka untuk dijadikan sumber penghasilan. Sayangnya selain butuh proses coba gagal yang tidak sedikit, dukungan dari lingkungan terdekat pun sering terbatas.

Orang-orang seperti ini mungkin merasa sedang berjalan di jalan sunyi karena:

a. Membandingkan dengan teman sebaya dan tidak mempunyai pencapaian yang setara.

b. Harapan dari keluarga agar dia memilih jalan yang pasti - pasti saja. Sebenarnya harapan keluarga biasanya bertujuan agar kita berkecukupan dan sesedikit mungkin mengalami penderitaan, jadi janganlah berpikir buruk tentang hal kedua ini.

Pro tips dalam menjalani kehidupan sunyi:

1. Jalan ini pasti akan menimbulkan rasa frustasi yang BERULANG. Tidak perlu melimpahkan rasa frustasi tersebut ke keluarga, terutama ketika keluarga kembali mengingatkan untuk mengambil yang pasti - pasti saja. Dibawa santai saja.

2. Hidup (yang sunyi ataupun tidak) adalah soal memilih dan menjalani konsekuensi dari tiap pilihan. Jika kamu mendapat sebuah konsekuensi negatif atas pilihan kamu, terima saja dengan lapang dada, frustasi secukupnya.

3. Selalu ingat bahwa walaupun kamu sudah berusaha sekeras mungkin berkali - kali, usaha kamu tetap belum tentu berhasil. Akan tetapi saat kamu memilih yang kelihatannya pasti - pasti saja pun keadaannya bisa berubah dengan sekejap. Begitulah kenyataan hidup: tidak pernah ada jaminan apapun. Jadi jalankan saja pilihanmu dengan  tenang dan tetap mencoba bahagia.

Ketika melihat seseorang yang sukses, kita biasanya terpaku pada keberhasilan - keberhasilan beliau. Satu yang perlu diingat, semua keberhasilan itu biasanya punya 'pondasi' kegagalan yang tidak terlihat.

sumber: 9gag

08 Februari 2020

Kesalahan dalam Rapat

Sudah menjadi rahasia umum memang power point ataupun bentuk presentasi dianggap tidak efektif dalam menyampaikan sebuah ide. Ketika Mba Paramita Mohamad mengkicaukannya di Twitter:
Saya pun menyempatkan waktu untuk membaca lebih lengkap artikel tersebut. Agar anda para pembaca memahami tulisan saya di bawah, harap buka juga artikel tersebut. Saya melihat bahwa artikel ini tidak salah tapi juga tidak cukup tepat untuk tipe orang Indonesia.

  • Penulis mengasumsikan Power Point tidak bs dipakai utk menulis executive summary serupa. Tapi bukannya mungkin bahwa power point bahan yg beliau berikan cukup dlm 6 slide saja, bukan 30 spt yg di-klaim di artikel? 
  • Kalau dijadikan ilustrasi, kadang jauh lebih berguna karena banyak pekerja Indonesia yang kesulitan dalam pemahaman tulisan
Metode executive summary ini bisa menyingkat waktu meeting untuk tim yang memang sudah percaya kepada si pembawa executive summary. Nah ini yang terluput dari tulisan artikel tersebut, seringkali rapat di Indonesia itu:
  • meeting yang berlarut - larut bukan karena pakai power point, tapi karena orang - orang di meeting fokusnya bukan ke nomor (6) dalam summary tapi nomor (1), alias mencari siapa yg salah.
Kesimpulan saya adalah:


04 Februari 2020

2 Kesalahan Ketika Sprint Review

Ada beberapa hal yang sebenarnya salah diterapkan ketika sebuah perusahaan menerapkan Scrum sebagai rangka kerja mereka khususnya ketika tim mengadakan Sprint Review:

  • Sprint review dijadikan ajang tempat Scrum Master (SM) dan Product Owner (PO) untuk melihat increment. 
  • Sprint Review dijadikan slot untuk testing. 
Solusi:

  • Dalam proses development, proses testing ini sudah menjadi salah satu task-to-do. Jadi ketika semua task dalam Sprint Backlog Item dinyatakan sudah selesai, artinya Sprint Backlog Item (SBI) sudah di-develop oleh Development Team dan juga sudah ditest. 
  • ketika waktu development, Product Owner perlu meminta Development Team (DT) untuk mendemokan dengan beberapa skenario
  • Di waktu development, Product Owner sudah seharusnya mengetahui status Sprint Backlog Item (SBI) sebelum ke Sprint Review. 
Jadi ketika Sprint Review, tim developer hanya fokus mengevaluasi kerja selama sprint, menggali masukan dari stakeholder. Hal terpenting juga perlu diingat, adalah tugas Product Owner dan Scrum Master untuk mengundang stakeholder agar mereka bisa melihat perkembangan yang telah terjadi.